Pages

Monday, September 11, 2006

Luruskan dan Rapatkan Shaf Shalat mu ...

Hari Sabtu (09/09/2006), di Lapangan Persesos Sorowako ada Tabligh Akbar Ust. Jefry Al Bukhori. Tema yang diangkat adalah tentang kebersamaan dalam berbagai perbedaan (indahnya kebersamaan, indahnya perbedaan). Subhallah, yang hadir banyak sekali. Dan mudah-mudahan semua yang hadir bisa mengambil hikmah dari acara ini.

Tapi yang mau saya tulis ini bukan tentang materi ceramah yang dibawakan tapi tentang persiapan Shalat Asar yang diadakan di lapangan itu juga. Jadi sesuai jadwal acara, pukul 14.00 pintu lapangan sudah dibuka semua dan semua orang sudah bisa masuk ke lapangan.

Oh ya, lapangan dibagi dua bagian, satu untuk laki-laki, dan satunya lagi untuk perempuan. Di tengah lapangan diberikan pembatas kain setinggi lutut. Panggung menghadap ke barat. Semua orang yang datang sudah berkumpul di depan panggung untuk mengambil tempat terdepan. Biar bisa melihat Uje lebih jelas. Jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki.

Jadi sebelum takbir akbar dimulai, kita shalat asar dulu di lapangan. Kalo shalat asarnya di masjid Al Ikhwan, wah .. sudah tidak cukup :). Tempat untuk shalat sudah disediakan dengan pembatas shaf dari tali rafia, dan tempat wudhu di belakang panggung.

Nah, yang menarik di sini (menurut saya) adalah pada saat meminta semua jamaah shalat asar untuk mengatur shaf. Mereka semua tidak ada yang mau meninggalkan tempatnya. Mereka hanya membalikkan badan menghadap ke barat, padahal kiblat kan harus serong ke kanan sedikit sekitar 30 derajat dari barat. Shaf perempuan lebih banyak, dan artinya lebih didepan dari shaf laki-laki.

Ketika itu panitia, saya termasuk panitia di tengah lapangan artinya harus mengarahkan untuk mengatur shaf. Tapi susahnya ... tidak ada yang mau berpindah ke tempat shalat yang sudah ditentukan. Dan dengan bantuan dari korlap di panggung akhirnya sedikit-demi sedikit semua bergerak ke tempat shalat.

Mungkin mereka mengira ini sama dengan shalat ied?. Padahal ini shalat wajib. Shalat Ashar !. Walaupun sudah bergerak ke arah tempat shalat, masih banyak celah yang kosong, bahkan ada satu baris shaf yang hany berisi sebagian, lainnya lagi langsung mengisi dibelakangnya.

Yang jelas, sangat susah mengaturnya. Padahal kesempurnaan shaf ini sangat penting disetiap shalat berjamaah. Coba perhatikan hadist-hadist berikut ini :

"Apakah kalian tidak berbaris sebagaimana berbarisnya para malaikat di sisi Rabb mereka ?"Maka kami berkata: "Wahai Rasulullah , bagaimana berbarisnya malaikat di sisi Rabb mereka ?" Beliau menjawab : "Mereka menyempurnakan barisan-barisan [shaf-shaf], yang pertama kemudian [shaf] yang berikutnya, dan mereka merapatkan barisan"
[HR. Muslim, An Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah].

Dahulu Rasullullah meluruskan shaf kami sampai seperti meluruskan anak panah hingga beliau memandang kami telah paham apa yang beliau perintahkan kepada kami, kemudian suatu hari beliau keluar (untuk shalat) kemudian beliau berdiri, hingga ketika beliau akan bertakbir, beliau melihat seseorang yang membusungkan dadanya, maka beliau bersabda: "Wahai para hamba Allah, sungguh kalian benar-benar meluruskan shaf atau Allah akan memperselisihkan wajah-wajah kalian".
[HR. Muslim]

"Tegakkan shaf-shaf kalian dan rapatkan bahu-bahu kalian dan tutuplah celah-celah dan jangan kalian tinggalkan celah untuk syaithan, barangsiapa yang menyambung shaf niscaya Allah akan menyambungnya dan barangsiapa memutus shaf niscaya Allah akan memutuskannya".
[HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al Hakim ]

"Sebaik-baik kalian adalah yang paling lembut bahunya ketika shalat, dan tidak ada langkah yang lebih besar pahalanya daripada langkah yang dilakukan seseorang menuju celah pada shaf dan menutupinya".
[HR. Ath Thabrani, Al Bazzar dan Ibnu Hiban]

Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang paling depan, dan sejelek-jelek shaf laki-laki adalah yang laing belakang, sebaik-baik shaf perempuan adalah yang paling belakang, dan sejelek-jelek shaf perempuan adlaah yang paling depan.
(H.R. Muslim).

Kalaulah manusia mengetahui apa yang terdapat di azan dan shaf pertama kemudian mereka tidak mendapatkan kecuali dengan diundi, maka pastilah mereka telah mengadakan undian, dan kalaulah mereka mengetahui apa yang terdapat di sikap selalu didepan, pastilah mereka telah mendahuluinya, dan kalaulah mereka mereka mengetahui apa yang terdapat di shalat isya dan shalat subuh (dari keuntungan)maka pastilah mereka mendatangi keduanya walaupun dengan merayap.
(Bukhari dan Muslim.)


Kenyataannya, shaf tidak lurus dan rapat. Padahal imam sudah mengatakan "Luruskan dan rapatkan shaf-shaf kalian, karena lurusnya shaf termasuk kesempurnaan shalat"

Kenyataan yang ada di masjid-masjid, banyak yang memakai sajadah lebar-lebar. dan otomatis, shaf tidak mungkin rapat, kecuali ada kesadaran untuk merapatkan dan meluruskannya.

Ini mungkin bisa menggambarkan bagaimana ummat ini sekarang. Kurangnya pemahaman terhadap agama mereka sendiri, sehingga belum ada persatuan dan persaudaraan yang kokoh. Lebih mencintai dunia sehingga akhirat seakan telah ditinggalkan.

Wallahu 'Alam.

2 comments:

Anonymous said...

Memang susah menyuruh orang meluruskan shaf, jangankan di lapangan, di masjid aja susahnya minta ampun, suruh lurus aja sudah susah apalagi disuruh merapatkan. Seakan2 kaki mereka udah terpaku di tanah dan paku itu menancap menembus bumi.

Anonymous said...

jangankan untuk meluruskan shaf, untuk merapatkan shaf juga susah. dengan rapatnya shaf, insya Allah disisi orang yang sedang sholat tidak diganggu syaitan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...